ATASI KESEHATAN LINGKUNGAN DI DESA, BERTEMPAT DI NOTOSUMAN DILAKSANAKAN SOSIALISASI EHRA (environmental health risk assessment)

Highlight

ATASI KESEHATAN LINGKUNGAN DI DESA, BERTEMPAT DI NOTOSUMAN DILAKSANAKAN SOSIALISASI EHRA (environmental health risk assessment)

Bertempat di RM.Notosuman dilakukan sosialisasi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) untuk lingkungan desa di kabupaten Ngawi.

Penilaian risiko kesehatan lingkungan atau environmental health risk assessment (EHRA) adalah studi partisipatif di tingkat kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higienitas serta perilaku masyarakat di rumah tangga untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan. Studi ini memberikan data ilmiah untuk menyusun strategi sanitasi, advokasi kepada masyarakat, dan meningkatkan kesehatan lingkungan secara keseluruhan.

Tujuan Utama EHRA:

1. Mengidentifikasi kondisi sanitasi dan higienitas:

Memahami ketersediaan dan kondisi fasilitas seperti air minum, jamban, pembuangan sampah, dan

drainase.

2. Memahami perilaku masyarakat:

Menganalisis kebiasaan masyarakat yang berhubungan dengan sanitasi dan

higienitas yang bisa memengaruhi kesehatan.

3. Menyediakan data dan advokasi:

Memberikan informasi yang akurat dan faktual untuk mendukung penyusunan

strategi sanitasi dan mendorong masyarakat agar peduli kesehatan lingkungan.

Manfaat EHRA:

Dasar pengambilan keputusan:

Menyediakan data ilmiah dan faktual yang diperlukan untuk membuat kebijakan dan program sanitasi di tingkat daerah.

Meningkatkan kualitas sanitasi:

Membantu pemerintah daerah dan masyarakat menyusun strategi yang tepat

untuk memperbaiki kondisi sanitasi.

Meningkatkan kesadaran masyarakat:

Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya layanan sanitasi dan praktik

higienis yang baik.

Mendukung strategi sanitasi:

Menjadi salah satu bahan utama dalam penyusunan strategi sanitasi tingkat kota

atau kabupaten (SSK).

Risk assessment adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi potensi bahaya, menganalisis kemungkinan dan dampak terjadinya risiko, serta merencanakan tindakan pengendalian untuk meminimalkan atau mengelola risiko tersebut agar tetap pada tingkat yang dapat diterima. Proses ini meliputi identifikasi bahaya, penentuan siapa yang mungkin terkena, evaluasi risiko, pencatatan, dan peninjauan berkelanjutan untuk memastikan tempat kerja atau operasi aman dan efektif.

Tujuan Risk Assessment

Mengidentifikasi potensi bahaya:

Menemukan aspek-aspek yang berisiko dan dapat berdampak negatif terhadap tujuan perusahaan atau operasional.

Mengevaluasi tingkat risiko:

Menentukan seberapa mungkin risiko terjadi (kemungkinan) dan seberapa parah dampaknya jika terjadi (dampak).

Memastikan kontrol yang efektif:

Merancang dan menerapkan langkah-langkah pengendalian untuk mengurangi atau menghilangkan risiko.

Meningkatkan keamanan:

Menjaga tempat kerja dan operasional tetap aman, nyaman, dan sehat bagi semua pihak.

Mendukung pengambilan keputusan:

Memberikan informasi yang dibutuhkan untuk membuat perencanaan strategis dan kebijakan pencegahan risiko.

Langkah-langkah dalam Melakukan Risk Assessment

1. Identifikasi Bahaya:

Mengenali dan mendaftar semua bahaya potensial dalam suatu aktivitas atau

tempat kerja.

2. Identifikasi Pihak yang Berpotensi Terkena Dampak:

Menentukan siapa saja yang mungkin menjadi korban atau terdampak dari

bahaya tersebut.

3. Evaluasi Risiko:

Menganalisis kemungkinan terjadinya dan tingkat keparahan dampak bahaya.

4. Pencatatan dan Pengaplikasian Pengendalian:

Mendokumentasikan hasil penilaian dan mengimplementasikan langkah-langkah

pengendalian yang telah ditentukan.

5. Peninjauan dan Pembaruan:

Melakukan evaluasi ulang secara berkala untuk memastikan efektivitas

pengendalian dan memperbaruinya jika ada perubahan.

You May Have Missed