
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING PUSKESMAS KEC. PADAS KAB. NGAWI.
Penanganan stunting ( kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis ) nggak bisa dilakukan “cepat banget,” karena ini masalah yang butuh pendekatan jangka panjang dan holistik. Tapi kalau soal langkah cepat untuk mencegah atau mengurangi dampaknya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
1. Pemberian Gizi Optimal- ASI Eksklusif: Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, lalu
lanjutkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi.
– MPASI Berkualitas: Berikan makanan tinggi protein (ikan, telur, daging), karbohidrat
kompleks, serta sayur dan buah.
– Fortifikasi Nutrisi: Gunakan bahan makanan yang sudah difortifikasi (misalnya, susu atau
tepung dengan tambahan zat besi).
2. Suplementasi- Suplemen vitamin A, zat besi, dan zinc bisa membantu memenuhi kebutuhan
mikronutrien anak.
– Pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil juga penting untuk mencegah lahirnya bayi
dengan berat rendah.
3. Pemantauan Tumbuh Kembang- Rajin timbang berat badan dan ukur tinggi anak di posyandu
atau fasilitas kesehatan.
– Jika ada tanda-tanda pertumbuhan terhambat, segera konsultasikan ke ahli gizi atau dokter.
4. Penyuluhan untuk Orang Tua- Edukasi tentang pola makan sehat, kebersihan (sanitasi), dan
pentingnya imunisasi.
– Hindari mitos yang bisa membatasi asupan gizi anak, seperti pantangan makan tertentu yang
sebenarnya bergizi.

5. Peningkatan Kebersihan dan Sanitasi- Pastikan air bersih untuk minum dan memasak.
– Ajarkan cuci tangan sebelum makan dan setelah ke toilet untuk mencegah infeksi yang bisa
memperburuk stunting.
6. Intervensi Ibu Hamil- Nutrisi ibu hamil harus optimal, karena stunting bisa dicegah sejak dalam
kandungan.
– Konsumsi makanan bergizi dan periksa kehamilan secara rutin.
Kalau mau hasil yang signifikan, upaya ini harus dilakukan secara terintegrasi oleh keluarga,
masyarakat, dan pemerintah, karena stunting bukan cuma soal makanan, tapi juga lingkungan,
pola asuh, dan kesehatan ibu-anak.

Setelah dilaksanakan monitoring Kasus Stunting Balita Usia 0 – 24 bulan di Puskesmas Padas Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi. menemukan jumlah kasus stunting usia 0 -24 bulan di wilayah kecamatan padas bulan agustus 2025 sejumlah 55 ( 15 sangat pendek, 40 pendek ), jumlah balita stunting usia 0 -59 bulan di wilayah kecamatan padas bulan agustus 2025 sejumlah 201 ( 34 sangat pendek, 167 pendek) 13.83%,
kajian kasus stunting 0 -24 bulan tanpa penyakit penyerta di temukan 1 (satu) kejadian di desa Munggut,
nama                                    : M. Arfan
alamat                                  : Dsn Krajan Desa Munggut Posyandu Rajawali 1
nama ortu                             : Rohman /Alfi
pekerjaan / pendidikan ayah : wiraswasta (percetakan) / s1
pekerjaan / pendidikan ibu  : Irt /
anak ke                                 : 2 dari 2 bersaudara
intervensi yang sudah dilakukan
dilakukkan rujukan ke Puskesmas mendapatkan :
dilakukkan rujukan ke Puskesmas mendapatkan :
- Pemeriksaan oleh dokter umum
- Pemeriksaan gigi
- Edukasi PBMA oleh petugas gizi
- Test Mantoux (hasil negative)
Balita mendapatkan PMT selama 56 hari
Balita mendapatkan multivitamin.
Penyebab Stunting berdasarkan data :
- Pola Makan yang Kurang Adekuat:
- Ini adalah penyebab utama yang paling terlihat dari data.Frekuensi dan jumlah makanan utama (MPASI) yang diberikan kurang, yaitu hanya 2-3 kali sehari dengan porsi setengah mangkok.
- Asupan protein hewani (prohe) terbatas hanya pada telur dan ikan, karena anak tidak mau makan ayam.Asupan sayur sangat kurang, hanya mau kuah dan wortel.
- Meskipun sudah diberi ASI dan MPASI, asupan gizi secara keseluruhan tidak mencukupi untuk mengejar pertumbuhan, terutama setelah usia 6 bulan di mana kebutuhan gizi semakin meningkat.
Faktor lingkungan dan kebiasaan
- Meskipun sanitasi rumah baik dan memiliki jamban serta sumber air PDAM, ada faktor risiko lain yaitu
- ayah merokok. Paparan asap rokok pasif (perokok pasif) dapat memengaruhi kesehatan dan pertumbuhan anak.